1. Esofagitis (Radang Kerongkongan)
Asam lambung yang terus-menerus naik ke kerongkongan dapat menyebabkan iritasi dan peradangan. Esofagitis menimbulkan sakit nyeri dada yang makin parah dan bisa disertai kesulitan menelan (disfagia).
Iritasi kronis pada dinding esofagus dapat memicu perubahan sel menjadi abnormal. Kondisi ini dikenal sebagai Barrettβs Esophagus, yang meningkatkan risiko kanker esofagus. Gejalanya sering muncul berupa sakit nyeri dada kronis dan sulit menelan.
3. Ulkus Esofagus (Luka di Kerongkongan)
Lambung yang sering mengalirkan asam ke kerongkongan bisa menyebabkan luka terbuka (ulkus), yang menyebabkan sakit nyeri tajam di dada, muntah darah, atau feses berwarna hitam.
4. Penyempitan Kerongkongan (Striktur)
Iritasi kronis dapat menyebabkan jaringan parut, sehingga mempersempit saluran kerongkongan. Ini menimbulkan sakit nyeri dada karena makanan sulit turun ke lambung, dan bisa menyebabkan tersedak.
5. Kesalahan Diagnosa Serangan Jantung
Sakit nyeri dada karena GERD bisa menyerupai gejala serangan jantung, yang menyebabkan kecemasan berlebihan, rawat inap tidak perlu, atau pengobatan yang salah bila tidak terdiagnosa dengan tepat.
6. Penurunan Kualitas Hidup
Sakit nyeri dada kronis akibat GERD bisa membuat penderita sulit tidur, cemas berlebih, takut makan, hingga mempengaruhi aktivitas harian.