Ketika seseorang dengan GERD mengalami sulit tidur / insomnia secara berulang, bukan hanya kualitas hidup yang menurun, tapi juga bisa menimbulkan komplikasi lanjutan yang mempengaruhi kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh.
1. Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue)
Tubuh tidak mendapatkan waktu istirahat optimal karena sering terbangun malam hari akibat heartburn, nyeri dada, atau mual. Akibatnya, muncul rasa lelah terus-menerus, konsentrasi menurun, dan produktivitas terganggu.
2. Kecemasan dan Gangguan Psikologis
Sulit tidur / insomnia memicu gangguan kecemasan (anxiety), stres, bahkan depresi ringan hingga berat. Banyak penderita GERD yang merasa cemas saat akan tidur karena takut gejala akan muncul kembali.
3. Melemahnya Sistem Imun
Kurang tidur yang kronis akan melemahkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh lebih mudah terserang penyakit infeksi, radang tenggorokan, atau gangguan pencernaan lainnya.
4. Meningkatnya Risiko Penyakit Jantung
Gangguan tidur (insomnia) akibat GERD bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, detak jantung tidak stabil, hingga berisiko menimbulkan masalah kardiovaskular jika terjadi jangka panjang.
5. Refluks Nokturnal Berulang
Jika penderita terus mengalami refluks asam saat tidur (refluks nokturnal), lapisan esofagus bisa mengalami iritasi kronis, bahkan luka (esofagitis), yang bisa memperparah kondisi GERD semakin parah yang menimbulkan kecemasan dan insomnia.
6. Penurunan Kualitas Hidup Secara Umum
Kombinasi antara rasa tidak nyaman, nyeri malam hari, lelah sepanjang hari, serta gangguan emosi akibat kurang tidur bisa menyebabkan menurunnya semangat hidup, hubungan sosial terganggu, dan fungsi kerja menurun.